Arsip | Renungan RSS for this section

Kisah Burung Rajawali

Tahukah anda bahwa burung rajawali adalah burung yang paling panjang usianya?

Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Akan tetapi untuk mencapai umur tersebut merupakan sebuah pilihan bagi seekor rajawali, apakah ia ingin hidup sampai 70 tahun atau hanya mencapai umur 40 tahun.

Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat melanjutkan hidup yang lebih panjang maka dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Pada saat itulah seekor rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.

Pada umur 40 tahun, paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya, sehingga ia akan kesulitan saat makan. Cakarnya pun sudah tidak tajam. Selain itu bulunya pun semakin tebal sehingga ia akan kesulitan untuk dapat terbang tinggi.

Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan itu, maka ia harus terbang mencari pegunungan tinggi kemudian membangun sarang di puncak gunung tersebut. Kemudian ia akan mematuk-matukkan paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga paruhnya lepas. Setelah beberapa lama paruh barunya akan muncul dan dengan menggunakan paruh barunya ia akan mencabut kukunya satu-persatu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam.

Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulunya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh. Ketika semua itu sudah dilewati, rajawali itu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.

Burung rajawali ini ibarat kita sebagai manusia. Ketika sebuah masalah datang dalam kehidupan kita dan kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang harus diambil, dan sering dari pilihan yang kita ambil tersebut kita harus melewati sebuah transformasi kehidupan. Namun ditengah kesulitan tersebut kita harus ingat ada Tuhan yang menyertai kita, ada masa depan yang Tuhan sediakan untuk kita diakhir perjuangan kita.

Gelas dan Air

Suatu hari, seorang profesor memasuki ruangan kelas sambil memegang sebuah gelas yang terdapat air di dalamnya. Dia mengangkatnya sehingga seluruh siswa dapat melihatnya. Lalu profesor bertanya, “Kira-kira berapa berat gelas berisi air ini? 50 gram, 10 gram?”

“Sesungguhnya saya tidak tahu berat gelas ini kecuali saya menimbangnya terlebih dahulu,” kata profesor, “yang ingin saya tanyakan adalah: Apa yang akan terjadi bila saya mengangkat gelas ini selama beberapa menit?”

“Tidak terjadi apa-apa,” kata siswa.

“Baik, apa yang akan terjadi bila saya mengangkat gelas ini selama satu jam?” tanya profesor.

“Tangan bapak akan mulai sakit,” jawab seorang siswa.

“Kamu benar, lalu apa yang akan terjadi bila saya mengangkat gelas ini seharian penuh?”

“Tangan anda akan mati rasa dan kemungkinan terjadi stres otot atau mungkin tangan bapak akan lumpuh dan bapak harus pergi ke rumah sakit,” canda seorang siswa diikuti tawa para siswa yang lain.

“Bagus, tapi setelah apa yang terjadi, apakah ukuran berat dari gelas ini berubah? Jawabannya adalah tidak,” kata profesor.

Para siswa bingung.

“Lalu apa yang harus saya lakukan sekarang untuk menghindari rasa sakit pada lengan saya?” tanya profesor.

“Letakkan gelasnya!” jawab salah satu siswa.

“Tepat sekali!” sahut profesor.

“Problem kehidupan adalah seperti ilustrasi yang telah saya berikan. Anda menahannya untuk beberapa menit, anda akan merasa biasa saja. Anda menahannya untuk beberapa lama, anda akan merasa sakit. Anda tahan lebih lama lagi, maka problem tersebut akan melumpuhkan anda dan anda tidak dapat berbuat apa-apa lagi.

Penting untuk memikirkan tantangan atau problem dalam kehidupan anda. Tapi yang lebih penting adalah menghapus hal-hal itu dari pikiran sebelum anda tidur. Dengan begitu anda tidak stres, anda bangun tidur dalam keadaan fresh dan tanpa beban. Dan saya yakin anda dapat menangani setiap masalah yang datang pada diri anda.” kata profesor.

Jadi, setiap kamu memulai harimu, ingatlah kawan bahwa kita harus meletakkan gelas itu sebelum kita tidur.

 

Sahabat Sejati

Ketakutan mendalam menerpa seorang prajurit ketika dia melihat sahabatnya jatuh di medan perang. Dalam parit dengan peluru yang terus-menerus mendesing di atas kepalanya, prajurit itu meminta pemimpin regunya agar mengijinkan dia untuk membawa kembali sahabatnya yang telah jatuh di garis depan.

“Kamu boleh pergi,” kata letnan, “tetapi aku pikir hal itu tidak perlu dilakukan. Kemungkinan sahabatmu telah mati dan kamu hanya mempertaruhkan nyawa kamu dengan sia-sia.” Namun prajurit itu menghiraukan saran sang letnan dan pergi ke garis depan. Ajaibnya prajurit itu berhasil ke garis depan. Dengan sisa kekuatan yang ada, prajurit itu memanggul temannya dan membawanya ke belakang.

Sang letnan memeriksa keadaan prajurit yang terluka itu lalu menatap sahabatnya. “Sudah aku katakan, apa yang telah kamu lakukan itu sia-sia,” kata letnan, “Sahabatmu telah mati dan kamu telah melukai dirimu.”

“Itu tidak sia-sia letnan,” kata prajurit.

“Apa maksudmu, tidak sia-sia?” jawab sang letnan. “Sahabatmu telah mati.”

“Betul letnan,” jawab prajurit. “Hal itu tidak sia-sia karena ketika aku menghampirinya, dia masih hidup dan saya merasa senang ketika mendengar dia berkata: Jim, aku tahu engkau akan datang.”

Seringkali di dalam kehidupan kita menemukan sesuatu hal yang layak atau tidak layak untuk dilakukan. Namun itu semua tergantung dari sudut pandang kita dalam melihatnya. Kumpulkan keberanian dan lakukan apa yang telah hatimu katakan jadi kamu tidak akan menyesal di kemudian hari.

Kisah Seorang Juara Tenis

NEWS OR NOISE

Arthur Ashe adalah petenis asal Amerika Serikat yang telah memenangkan beberapa kejuaraan diantaranya US Open (1968), Australian Open (1970), dan Wimbledon (1975). Namun pada tahun 1979, ia terkena serangan jantung yang mengharuskannya untuk menjalani operasi bypass. Ia telah menjalani dua kali operasi. Namun bukannya mendapat kesembuhan, Ashe malah menghadapi kenyataan pahit bahwa ia terinfeksi HIV melalui transfusi darah yang ia terima.

Suatu saat seorang penggemar menulis surat padanya, “Mengapa Tuhan memilihmu dengan memberikan penyakit itu padamu?

Ashe menjawab, “Di dunia ini ada 50 juta orang yang ingin bermain tenis, diantaranya ada 5 juta orang yang mendapat kesempatan untuk bisa belajar bermain tenis. Dari orang-orang yang memiliki kesempatan tersebut, ada 500 ribu orang diantaranya menjadi pemain profesional. Kurang dari 50 ribu orang berkesempatan untuk dapat bertanding di arena. Mungkin 5000 orang diantaranya berhasil mencapai turnamen Grand Slam. Hanya 50 orang yang berhasil sampai ke Wimbledon, empat orang masuk…

Lihat pos aslinya 176 kata lagi